PALANGKA RAYA — Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, Agustan Saining, menegaskan bahwa penguatan program perhutanan sosial merupakan langkah strategis untuk menekan laju perubahan iklim sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar kawasan hutan.
“Melalui seminar ini, kami mengajak semua pihak untuk memperkuat kolaborasi dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Ini bukan sekadar ruang diskusi, tetapi momentum refleksi sekaligus dorongan aksi nyata di tingkat tapak,” ujarnya saat menghadiri Seminar Pelaksanaan Kegiatan Mitigasi Perubahan Iklim di Swiss-Belhotel Danum, Palangka Raya, Selasa (18/6/2025).
Agustan menjelaskan, perhutanan sosial membuka ruang bagi masyarakat untuk mengelola kawasan hutan melalui beragam kegiatan produktif. Beberapa di antaranya adalah agroforestry, silvopastoral, dan agrofishery — yang memadukan fungsi hutan dengan sektor pertanian, peternakan, hingga perikanan.
“Ini peluang besar. Masyarakat sudah diberikan hak kelola, tinggal bagaimana potensi ini dioptimalkan agar tetap lestari sekaligus menghasilkan nilai ekonomi,” terangnya.
Meski begitu, ia mengakui masih ada beberapa tantangan di lapangan. Salah satunya terkait keterbatasan modal usaha dan perlunya peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di tingkat kelompok pengelola.
“Kalau untuk SDM, kita bisa fasilitasi melalui pelatihan dan pendampingan rutin. Tapi untuk permodalan, ini masih jadi kendala yang harus dipecahkan bersama, termasuk lewat dukungan lembaga keuangan dan mitra pembangunan,” tandasnya.